Wednesday, July 15, 2009

Arti Toleransi

Toleransi... Kata yang sering terdengar... Tapi apakah kita sudah memahami secara mendalam mengenai arti kata ini ? Kata yang indah bila kita sudah berhasil memahami artinya secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan kita.

Banyak aspek dalam kehidupan kita yang bisa kita terapkan toleransi. Salah satu yang akan saya angkat dalam blog ini adalah toleransi dalam kaitannya dengan mayoritas dan minoritas dalam memutuskan sesuatu.

Di salah satu kantor yang saya pernah tercatat sebagai karyawan, ada suatu fasilitas kantor untuk karyawan dapat berolahraga, dan pilihan olahraga diserahkan pada karyawan untuk memilih dan mayoritas memilih 'FUTSAL'. Sampai terakhir saya berada di sana, futsal tetap menjadi satu-satunya olahraga yang dibiayai kantor. Karena karyawan yang dipilih sebagai penanggung jawab tidak menanggapi aspirasi karyawan lain yang menyukai olah raga lain dan menginginkan juga diberi kesempatan yang sama untuk dapat berolahraga dengan dan atas biaya kantor.

Tapi sayang beribu sayang, jawaban yang diperoleh hanya membuat saya sakit hati. Penyebabnya adalah saya malah dituduh sebagai karyawan yang tidak toleran. OMG, segitu nista nya kah arti toleran/toleransi ? Bukankah kalau kondisi seperti itu, minoritas mengikuti kehendak mayoritas jelas-jelas tidak masuk sebagai definisi toleran/toleransi. Itu adalah otoriter, karena mayoritas memaksakan kehendaknya sendiri. Yang pantas disebut toleran/toleransi adalah si mayoritas mengalah dan memberikan salah satu hari untuk karyawan lain dapat berolah raga lain, dan karyawan mayoritas dapat ikut serta dalam olah raga tersebut. Itu yang layak dan pantas disebut toleran/toleransi.

Dalam 1 (satu) bulan ada 4 (empat) minggu. Okelah, sebagai mayoritas, 3 (tiga) minggu olahraga nya adalah FUTSAL, jadi 1 (satu) minggu dalam sebulan bisa diisi olah raga lain. Katakanlah ada 3 (tiga) pilihan olahraga lain, Basket, Renang dan Volley. Jadi dalam 4 (empat) bulan atau setara dengan 12 (dua belas) minggu, ada sebanyak 9 (sembilan) kali olah raga FUTSAL, dan sebanyak 1 (satu) kali untuk Basket, 1 (satu) kali untuk Renang dan 1 (satu) kali untuk Volley.

Walau tetap tidak terdengar ADIL, tapi karena penggemar ketiga olah raga itu hanya minoritas, jadi masih cukup lumayan.

Tapi konsep ini pun tidak diterima oleh para karyawan mayoritas penggemar FUTSAL. Mereka tidak mau kehilangan waktu untuk ber FUTSAL ria. Mereka tetap berpendirian teguh, dan beranggapan para minoritaslah yang tidak toleran.

Agaknya, mereka sudah menutup mata hati dan akal sehat mereka.

Minoritas BUKAN untuk diinjak-injak

Tertarik untuk mengetahui lebih detail bahasan dengan judul di atas....
Nantikan segera di sini... Hehehehe...

Monday, July 6, 2009

Kantor = Penjara

Kantor identik dengan penjara ?
Bagi sebagian orang kalimat di atas terdengar seperti kalimat orang putus asa, ngawur, dll
Tapi bagi aku, kalimat di atas adalah kenyataan hidup yang akhir-akhir ini menjadi semakin pahit dikecap lidah.
Berbagai aturan tidak masuk akal diterapkan di kantor. Memang, kebebasan bagi sebagian orang cenderung disalahgunakan. Tapi selayaknya 'hukuman' tidak dibagi rata ke semua orang.
Aku akui, sebagian orang kebablasan memaknai arti kebebasan dan menyalahgunakan nya.
Tapi bagi sekelompok minoritas yang masih paham rambu2 dan memaknai kebebasan secara bertanggung jawab sekarang jadi kena getahnya. Karena sekarang kebebasan dipasung buat semua orang. Tidak ada lagi orang bebas. Semuanya terpasung, laksana dalam penjara....

Irrational


Hari ini, tepatnya siang ini, aku baru teringat lagi tentang topik yang sudah lama menggelayuti pikiranku. Yaitu tentang rencana pemerintah untuk menambah anggota dewan.
Apa tidak salah ???
Anggota dewan kan gak ada kerjaan nya. Bayangkan berapa besar dana rakyat yang dipakai untuk membiayai para dewan pemalas dan rakus itu?
Sudah segala biaya ditalangi pemerintah, mulai dari rumah dinas, pakaian dinas, mobil dinas, perawatan rumah, perawatan mobil, listrik(PLN), air(PAM), bensin(BBM), kesehatan, bahkan rekreasi keluarga ke luar negeri, eh masih minta gaji pula.
Kenaikan harga BBM yang disetujui oleh mereka sendiri, tapi mereka gak mau kena getahnya. Dengan cara minta naik gaji.
Aku yakin seratus persen, kalo mereka tidak ada, negara juga masih bisa jalan. Bahkan, aku yakin tidak ada seorangpun pengemis di negara Indonesia. Karena apa ? Karena uang yang dihabiskan oleh para anggota dewan itu bisa digunakan untuk membiayai rakyat kecil.
Nah, dengan begitu sudah dapat dipastikan tidak ada lagi rakyat miskin apalagi jadi pengemis.

Setuju???

Sunday, July 5, 2009

Pro Rakyat ? Lebih Cepat Lebih Baik ? Lanjutkan !

Those 3 (three) lines we heard very often these days. 8 July is the day to choose new President for Indonesia 2009 - 2014.
I just wonder, if they really looking for the best for the people of Indonesia, why just drop the speech, drop the argument, and do something !!!
Open new job vacancy, give some fund, do it now !!! not later !!! Sooner is better, right ??
Decrease the people in MPR/DPR/DPRD/DPD. Because they did nothing, never did anything for the people !!!!!! At least something usefull and do any good for the people. All they did is bad thing for the people.

I hope one day, one good man or woman whom really a good person, interest to make a good thing for the people, not only for him/her.

Thursday, July 2, 2009

New Begining

New Blog, more personal, more intimate, so you could know me even better, closer and....