Wednesday, April 14, 2010

Ayo kita hidup sehat, ayo kita hidup hemat

Ayo berhenti merokok...Ayo berantas rokok.... Rokok merusak kesehatan... Persempit ruang gerak dan ruang hidup rokok. Katakan tidak pada rokok. Rokok membuat kita kehilangan kesehatan, akal sehat, dan nurani.. Perokok menghalalkan segala alasan untuk merokok, tanpa mempedulikan aturan, tempat dan orang sekitar. Di depan bayi, anak kecil dan ibu menyusui, seorang pecandu rokok tega tetap merokok.

Ada banyak hal mengapa rokok harus dinyatakan sebagai bagian dari NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif) :
  1. Rokok merusak kesehatan.
  2. Rokok membuat ketagihan (keinginan tiada henti untuk menghisapnya)
  3. Rokok membuat pecandunya kehilangan akal sehat dan menghalalkan segala alasan untuk tetap dapat menghisap rokok. Tanpa menghiraukan aturan, tempat, dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Di tempat di mana ada aturan “Dilarang Merokok”, mereka tetap merokok. Tempat yang tidak memungkinkan merokok, seperti dalam ruang tertutup dan ber-AC, mereka tetap merokok. Di sekitar mereka ada bayi, balita, anak-anak dan ibu menyusui, mereka tetap merokok. Akal sehat dan nurani mereka sudah tumpul.
  4. Hal lainnya adalah mereka menyodorkan berbagai alasan pribadi untuk membela keinginan mereka untuk merokok, seperti : mereka tidak bisa berfikir kalau tidak merokok, mereka tidak bisa focus kalau tidak merokok, mereka tidak bisa menemukan ide-ide kalau tidak merokok, mereka mumet, sumpek, dan tidak bisa berfikir jernih kalau tidak merokok. Hal-hal itu yang sebenarnya alasan tepat mengapa rokok harus dilarang dan diberantas.
  5. Rokok adalah “silent killer”. Kita sudah mengetahui efek samping rokok terhadap perokok pasif. Kita yang sehari-harinya dipaksa menghirup udara kotor dan tercemar asap rokok adalah orang-orang yang menjadi korban dari “silent killer”. Kita dicekoki racun setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun tanpa bisa mengelak. Racunnya mungkin dalam kadar kecil dan sedikit, tapi kalau terus menerus dan setiap saat, racun itu akan menumpuk di dalam tubuh kita tanpa harus menjadi pecandu rokok. Maukah kita menjadi korban seperti itu? Akankah kita akan membiarkan diri kita menjadi korban seperti itu? Atau akankah kita akan membiarkan anak-anak kita menjadi korban seperti itu? Meninggal karena ulah “mencari kenikmatan” orang lain?
  6. Rokok dibeli dengan uang dan rokok itu benda tanpa manfaat menguntungkan. Ayo kita hemat uang kita.
  7. Rokok menimbulkan polusi udara. Ayo kita bersihkan udara dengan tidak mencandu rokok.

Ayo kita hidup sehat, ayo kita hidup hemat.

Monday, March 1, 2010

P4K - Pengamen, Pengasong, Pengemis dan Pelaku Kriminal

Pengamen
Ada cerita menyebalkan tentang pengamen akhir-akhir ini. Mereka sering kita temui di tempat-tempat makan K5 atau warung-warung makan sederhana dekat area perkantoran. Nah, sekarang-sekarang ini, mereka mulai menunjukkan gejala tidak menyenangkan. Bila mereka mengamen di suatu meja dengan ada 6 orang yang sedang makan, mereka akan menunggu 6 kali tanda usiran dari orang yang sedang makan, bila ternyata keberatan memberikan mereka uang.
Bayangkan, kalau yang makan di dekat kita bukan orang yang cepat tanggap atau merasa perlu mengangkat tangan tanda tidak akan memberi uang. Kita pasti akan tersiksa dengan nyanyian mereka, terutama jika ternyata suaran mereka tidak menyenangkan dan suara alunan petikan gitar mereka sumbang bin rombengan.
Pengemis
Ada cerita unik (tapi buatku itu menyesakkan), yang pernah saya alami beberapa tahun silam, di masa saya masih begitu naif memandang segala sesuatu. Suatu pagi, ketika saya dalam perjalanan ke kantor, mobil angkot yang saya naikin berhenti pas di lampu merah. Dan di bawah lampu merah biasanya saya melihat seorang pengemis, berpakaian kotor, lusuh dan tak terawat. Tapi pagi itu, dia tidak ada di sana. Pikirku, mungkin dia sudah mendapatkan pertolongan yang layak dan bisa hidup wajar. Tak lama seorang pria datang, membawa kantong kresek. Pakaian nya, walau bukan pakaian baru, tapi yang jelas bersih dan rapi, ada garis-garis pakaian yang disetrika. Seketika hati ini bertanya-tanya, ada apa dia kesana, dan duduk di sana. Jawaban nya mengejutkan dan menjengkelkan hati. Betapa tidak, dia berganti pakaian dengan pakaian kotor, lusuh dan compang-camping!!!
Astaga, ternyata dia yang sering berada di sana. Hati ini benar-benar mangkel, tapi aku hanya bisa diam seribu bahasa.
Sejak saat itulah, tidak ada lagi hati tergerak kepada makhluk yang namanya pengemis, selusuh dan sedekil apapun, cacat secacat apapun. Tidak ada kata kasihan, apalagi pingin berbagi kepada mereka. Walaupun mungkin ada benar-benar manusia yang tersia-sia di jalan, dan tak ada lagi jalan lain selain mengemis, tapi hati ini sudah terlanjur "mengeras".
Mereka tak ubahnya makhluk pemalas, pencari jalan cepat mencari sesuap nasi.
Mungkin sikap seperti itu ada di sekitar kita juga, dan sayangnya mereka tak berpakaian kotor, lusuh dan compang-camping, seperti layaknya seorang pengemis. Mereka ini berpakaian rapi dan wangi. Mereka ini yang justru lebih berbahaya. Sayangnya, terkadang kita sulit mendeteksi mereka. Mereka ibarat serigala berbulu domba.
Tapi inilah hidup, keras memang, tapi harus tetap kita jalani sampai waktu kita kembali pada Nya.

Wednesday, August 19, 2009

Ohhhh Begitu

Seberapa jauh kedewasaan seseorang rupanya bisa dideteksi saat ada orang yang melakukan kesalahan pada dia. Dia bisa bersikap sesuai kebutuhan, berdasarkan seberapa berat kesalahan itu, seberapa banyak orang itu melakukan kesalahan yang sama, apakah orang itu menunjukkan penyesalan atas kesalahan itu dan meminta maaf. Dia masih bisa memilah kata-kata untuk diucapkan pada orang itu. Kalau ternyata dia tak bisa bersikap sesuai kebutuhan, dan malah bersikap seenakedewek, menunjukkan orang itu tidak dewasa sama sekali. Melelahkan bergaul dengan orang seperti itu.