Toleransi... Kata yang sering terdengar... Tapi apakah kita sudah memahami secara mendalam mengenai arti kata ini ? Kata yang indah bila kita sudah berhasil memahami artinya secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan kita.
Banyak aspek dalam kehidupan kita yang bisa kita terapkan toleransi. Salah satu yang akan saya angkat dalam blog ini adalah toleransi dalam kaitannya dengan mayoritas dan minoritas dalam memutuskan sesuatu.
Di salah satu kantor yang saya pernah tercatat sebagai karyawan, ada suatu fasilitas kantor untuk karyawan dapat berolahraga, dan pilihan olahraga diserahkan pada karyawan untuk memilih dan mayoritas memilih 'FUTSAL'. Sampai terakhir saya berada di sana, futsal tetap menjadi satu-satunya olahraga yang dibiayai kantor. Karena karyawan yang dipilih sebagai penanggung jawab tidak menanggapi aspirasi karyawan lain yang menyukai olah raga lain dan menginginkan juga diberi kesempatan yang sama untuk dapat berolahraga dengan dan atas biaya kantor.
Tapi sayang beribu sayang, jawaban yang diperoleh hanya membuat saya sakit hati. Penyebabnya adalah saya malah dituduh sebagai karyawan yang tidak toleran. OMG, segitu nista nya kah arti toleran/toleransi ? Bukankah kalau kondisi seperti itu, minoritas mengikuti kehendak mayoritas jelas-jelas tidak masuk sebagai definisi toleran/toleransi. Itu adalah otoriter, karena mayoritas memaksakan kehendaknya sendiri. Yang pantas disebut toleran/toleransi adalah si mayoritas mengalah dan memberikan salah satu hari untuk karyawan lain dapat berolah raga lain, dan karyawan mayoritas dapat ikut serta dalam olah raga tersebut. Itu yang layak dan pantas disebut toleran/toleransi.
Dalam 1 (satu) bulan ada 4 (empat) minggu. Okelah, sebagai mayoritas, 3 (tiga) minggu olahraga nya adalah FUTSAL, jadi 1 (satu) minggu dalam sebulan bisa diisi olah raga lain. Katakanlah ada 3 (tiga) pilihan olahraga lain, Basket, Renang dan Volley. Jadi dalam 4 (empat) bulan atau setara dengan 12 (dua belas) minggu, ada sebanyak 9 (sembilan) kali olah raga FUTSAL, dan sebanyak 1 (satu) kali untuk Basket, 1 (satu) kali untuk Renang dan 1 (satu) kali untuk Volley.
Walau tetap tidak terdengar ADIL, tapi karena penggemar ketiga olah raga itu hanya minoritas, jadi masih cukup lumayan.
Tapi konsep ini pun tidak diterima oleh para karyawan mayoritas penggemar FUTSAL. Mereka tidak mau kehilangan waktu untuk ber FUTSAL ria. Mereka tetap berpendirian teguh, dan beranggapan para minoritaslah yang tidak toleran.
Agaknya, mereka sudah menutup mata hati dan akal sehat mereka.
Banyak aspek dalam kehidupan kita yang bisa kita terapkan toleransi. Salah satu yang akan saya angkat dalam blog ini adalah toleransi dalam kaitannya dengan mayoritas dan minoritas dalam memutuskan sesuatu.
Di salah satu kantor yang saya pernah tercatat sebagai karyawan, ada suatu fasilitas kantor untuk karyawan dapat berolahraga, dan pilihan olahraga diserahkan pada karyawan untuk memilih dan mayoritas memilih 'FUTSAL'. Sampai terakhir saya berada di sana, futsal tetap menjadi satu-satunya olahraga yang dibiayai kantor. Karena karyawan yang dipilih sebagai penanggung jawab tidak menanggapi aspirasi karyawan lain yang menyukai olah raga lain dan menginginkan juga diberi kesempatan yang sama untuk dapat berolahraga dengan dan atas biaya kantor.
Tapi sayang beribu sayang, jawaban yang diperoleh hanya membuat saya sakit hati. Penyebabnya adalah saya malah dituduh sebagai karyawan yang tidak toleran. OMG, segitu nista nya kah arti toleran/toleransi ? Bukankah kalau kondisi seperti itu, minoritas mengikuti kehendak mayoritas jelas-jelas tidak masuk sebagai definisi toleran/toleransi. Itu adalah otoriter, karena mayoritas memaksakan kehendaknya sendiri. Yang pantas disebut toleran/toleransi adalah si mayoritas mengalah dan memberikan salah satu hari untuk karyawan lain dapat berolah raga lain, dan karyawan mayoritas dapat ikut serta dalam olah raga tersebut. Itu yang layak dan pantas disebut toleran/toleransi.
Dalam 1 (satu) bulan ada 4 (empat) minggu. Okelah, sebagai mayoritas, 3 (tiga) minggu olahraga nya adalah FUTSAL, jadi 1 (satu) minggu dalam sebulan bisa diisi olah raga lain. Katakanlah ada 3 (tiga) pilihan olahraga lain, Basket, Renang dan Volley. Jadi dalam 4 (empat) bulan atau setara dengan 12 (dua belas) minggu, ada sebanyak 9 (sembilan) kali olah raga FUTSAL, dan sebanyak 1 (satu) kali untuk Basket, 1 (satu) kali untuk Renang dan 1 (satu) kali untuk Volley.
Walau tetap tidak terdengar ADIL, tapi karena penggemar ketiga olah raga itu hanya minoritas, jadi masih cukup lumayan.
Tapi konsep ini pun tidak diterima oleh para karyawan mayoritas penggemar FUTSAL. Mereka tidak mau kehilangan waktu untuk ber FUTSAL ria. Mereka tetap berpendirian teguh, dan beranggapan para minoritaslah yang tidak toleran.
Agaknya, mereka sudah menutup mata hati dan akal sehat mereka.